Minggukedua setelah kehilangan bayiku, aku masih terus mencoba beradaptasi lagi dengan diriku sendiri untuk bisa pulih dengan baik. Tidak sedikit yang bilang untuk mencoba sabar, menerima, dan ikhlas. Aku sudah mencoba itu semua, tapi ada waktu di mana aku kembali menjadi seseorang yang seperti kehilangan arah tujuan hidup karena kehilangan ini. Adawaktu untuk lahir, ada waktu untuk mati; Ada waktu’ tuk menabur, ada waktu ‘tuk menuai. Kudus penghibur hati kami yang berduka 3. Bagimu Allah tritunggal bapa putera dan roh kudus ampul digunakan pada saat misa kudus sebagai tempat anggur dan air yang nantinya akan dituangkan ke dalam piala atau cawan . Selalu ada dua ampul di AlImam An-Nawawi rahimahullah ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan: “Pada hadits tersebut terkandung adanya penetapan satu waktu mustajab pada setiap malam, dan anjuran untuk berdoa di waktu-waktu malam dengan harapan bertepatan dengan waktu mustajab tersebut.” (Al-Minhaj, 3/95) - KETIKA TERBANGUN DI WAKTU MALAM Kauhanya butuh waktu untuk mengerti keadaan lingkunganmu, menjalani repetisi membosankan ini dengan kawan itu lebih mengasyikan. Ketimbang menghabiskan waktu berteman dengan sepi. Meratapi apa yang terjadi dan hilang tanpa ada yang mencari itu Adawaktu „tuk berduka, ada waktu „tuk bersuka. Ada waktu „tuk berdiam, ada waktu „tuk berkata. Namun di atas s‟galanya, ku tahu Allah-ku bekerja. Mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi-Nya. Mungkin tak ku pahami, apa . yang kini aku alami. Namun ku tahu pasti, kasih Allah-ku tak „kan berhenti. Kan ku s‟rahkan semua Gepetamengajarkan saya untuk dapat mandiri & tangguh dengan urusannya (manajemen waktu, melatih mental jadi penjual), tak ada waktu yang terlewatkan dengan terus melayani para pembeli yang bertanya meski tak beli. Hikmah bergabung menjadi Anggota: Saya merasa bersemangat mengatur waktu saya untuk tilawah, Dzikir Al-matsurot, QL, Dhuha dll. . INDAH PADA WAKTUNYA VERSE 1 ADA WAKTU UNTUK BERDUKA DAN ADA WAKTU TUK TERTAWA UNTUK SEGALA SESUATUNYA ADA WAKTUNYA VERSE 2 ADA WAKTU UNTUK MEROMBAK DAN ADA WAKTU TUK MEMBANGUN KAU JADIKAN SEMUANYA INDAH PADA WAKTUNYA CHORUS WALAU KINI KU MENABUR BENIH SAMBIL MENCUCURKAN AIR MATA KU PERCAYA SUATU SAAT KU KAN MENUAI BERKATNYA SAMBIL BERSORAK-SORAI ENDING SUATU SAAT KU KAN MENUAI BERKATNYA SAMBIL BERSORAK-SORAI Lagu ini merupakan salah satu lagu penyembahan favorit perpopuler sepanjang masa. Demikian Lirik Lagu Rohani Kristen Indah Pada Waktunya. Catatan blog ini tidak menyediakan link download mp3 gratis dari lagu rohani diatas. Silahkan membeli atau mendownloadnya secara legal pada iTunes, Sportify, Joox. Terimakasih. Tuhan Memberkati. Ada waktu tuk berduka Ada waktu tuk bersuka Ada waktu tuk berdiam Ada waktu tuk berkata Namun di atas s'galanya Ku tau Allahku bekerja Mendatangkan kebaikan Bagi yang mengasihi-Nya Di saat yang ku alami Tak s’perti yang kuingini Di saat tiada jawaban Mengapa harus terjadi Namun di atas s'galanya Ku tau Allahku bekerja Mendatangkan kebaikan Bagi yang mengasihi-Nya Chorus Mungkin tak kupahami Apa yang kini aku alami Namun ku tau pasti Kasih Allahku tak kan berhenti Kan ku s'rahkan semua Pergumulanku pada-Mu Yesus Kar'na kutau pasti Semuanya kan jadi Chord C C D D E F F G G A A B Intro E B/D Cm E/B A E/G Fm Fm/E B/D A/C B E B/D Ada waktu tuk berduka Cm Gm Ada waktu tuk bersuka A E/G Cm Ada waktu tuk berdiam Fm B Ada waktu tuk berkata E B/D Namun di atas s'galanya Cm Gm Ku tau Allahku bekerja A E/G Cm Mendatangkan kebaikan Fm B Bagi yang mengasihi-Nya E B/D Di saat yang ku alami Cm Gm Tak s’perti yang kuingini A E/G Cm Di saat tiada jawaban Fm B Mengapa harus terjadi E B/D Namun di atas s'galanya Cm Gm Ku tau Allahku bekerja A E/G Cm Mendatangkan kebaikan Fm B Bagi yang mengasihi-Nya Chorus E Gm Mungkin tak kupahami A Cm B Apa yang kini aku alami A E/G Cm Namun ku tau pasti Fm B Kasih Allahku tak kan berhenti E Gm Kan ku s'rahkan semua A Cm B Pergumulanku pada-Mu Yesus A E/G Cm Kar'na kutau pasti Fm Semuanya kan jadi B E Ada waktu untuk berdukaDan ada waktu untuk tertawaUntuk segala sesuatunyaAda waktunyaAda waktu untuk merombakDan ada waktu untuk membangunKau jadikan semuanya indahPada waktunyaWalau kini ku menabur benihSambil mencucurkan air mataKupercaya suatu saat kukan menuaiBerkasnya, sambil bersorak sorai Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. " Dua bulan yang lalu ayah meninggal. Setelah ayah meninggal, dada saya rasanya sesak setiap kali mendengar bunyi telepon dan membuat saya tidak berani mengangkatnya. Entah kenapa setiap kali saya mendengar suara telepon, yang terbayang oleh saya adalah informasi dari rumah sakit bahwa almarhum ayah saya harus dipindahkan ke ruang ICU untuk penanganan lebih lanjut." Kisah seorang pemuda berusia 22 tahun, anak pertama dari 2 bersaudara yang mengalami kedukaan yang ayahnya meninggal akibat COVID 19".Pandemi yang masih terjadi selama satu setengah tahun ini membawa banyak kisah. Banyak diantara penyintas yang berhasil sembuh dan kembali melakukan kegiatannya dengan baik, namun banyak pula yang tidak mampu bertahan. Seiring melonjaknya kasus positif COVID 19, ternyata juga terjadi peningkatan angka kematian akibat COVID 19. Data yang dikeluarkan oleh KEMENKES pada 16 Juli 2021 menunjukkan peningkatan yang tajam sebesar 1205 orang meninggal akibat COVID 19. Setiap hari kita menerima kabar duka mulai dari lingkaran terdekat maupun lingkaran terluar dari kita. Sanak saudara, keluarga, guru, teman, tetangga, tokoh masyarakat banyak yang terpapar virus ini. Sebagian diantara mereka pada akhirnya meninggal dunia setelah berjuang dengan penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Kematian tidak hanya terjadi pada yang berusia lanjut namun juga pada yang berusia masih muda. Bagi keluarga yang ditinggalkan, kepergian seseorang tidak jarang memunculkan kedukaan grief, kehilangan loss, dan berbagai emosi negatif lainnya. Rasa duka dan kehilangan ini terasa semakin dalam ketika seseorang tidak bisa melepaskan kepergian orang yang dikasihinya atau mungkin juga karena tidak ada di sampingnya saat ajal menjemput. Kiranya ungkapan bahwa kematian bukan tentang yang meninggal tetapi pada yang ditinggalkan sangat tepat menggambarkan hal ini. Kedukaan merupakan fase akut pertama yang terjadi setelah peristiwa kehilangan. Kedukaan adalah reaksi emosional yang berhubungan dengan kehilangan. Sedangkan kehilangan mengacu pada pengertian sesuatu yang berharga telah hilang pergi. Kedukaan itu dapat berdampak pada semua orang yang mengalaminya, namun berbeda tingkatannya. Tidak ada satu kejadian yang menyebabkan kedukaan pada semua orang dalam tingkat yang sama. Kedukaan dan kehilangan kemudian membentuk respon perilaku kedukaan mourning, yang merupakan proses adaptasi keseluruhan terhadap kedukaan. William J. Worden menyebutkan ada tujuh mediator yang membentuk respon perilaku [G1] kedukaan,Siapa yang meninggal dunia. Meliputi apa hubungan orang yang meninggal dengan orang yang mengalami kedukaan? Seorang anak yang kehilangan orang tua tentu akan mengalami perasaan yang berbeda dengan seorang istri/suami yang kehilangan pasangan. Lalu apa perannya dalam keluarga atau keluarga besar? Apakah sebagai pencari nafkah atau tulang punggung keluarga? Serta apa harapan dalam hubungan tersebut selama ini?Bentuk keterikatan orang yang meninggal dengan orang yang mengalami kedukaan. Termasuk kuatnya keterikatan, rasa aman, atau adanya konflik dengan almarhum/almarhumah. Bagaimana cara meninggalnya? Apakah seseorang meninggal secara alamiah karena usia, penyakit yang diderita, kecelakaan, bunuh diri, atau dibunuh?Riwayat kehilangan sebelumnya. Apakah sebelumnya pernah mengalami kehilangan, bagiamana isu antar generasi dalam keluarga?Variabel-variabel individual, seperti usia, jenis kelamin, cara mengelola stress, dan cara sosial meliputi ketersediaan dukungan dari lingkungan, keterlibatan dalam peran sosial, kegiatan keagamaan yang diikuti, suku dan budaya yang akan mempengaruhi persepsi tentang kematian dan prosesi pemakamanStress yang menyertai kepergian almarhum/ almarhumah, seperti krisis yang akan terjadi, kehilangan sumber penghasilan, atau perubahan hidup lainnya. Kedukaan merupakan fenomena individual. Setiap orang memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Seseorang mungkin memberikan respon duka dengan cara berbeda pada peristiwa kehilangan yang berbeda. Reaksi duka dapat muncul dalam berbagai bentuk, yaitu fisik, emosional, psikologis, perilaku, dan spiritual. Kompleksitas kedukaan seseorang dipengaruhi oleh sejarah kehilangan, kepribadian, keluarga, tradisi, etnis, dan budaya yang diasosiasikan dengan kematian dan ekspresi perasaan sedih Doka & Martin, 2010.Berikut ini adalah beberapa contoh ketika seorang yang mengalami kedukaan menceritakan [G2] sosial menjadi salah satu hal penting yang bisa kita berikan pada seseorang yang sedang mengalami kedukaan. Tentu saja ada pedoman yang perlu diperhatikan, agar dukungan yang kita berikan justru tidak semakin membuat seseorang menjadi lebih terpuruk dan menarik diri dari lingkungannya. Pertama kita perlu melihat seberapa dekat hubungan kita dengan orang yang sedang berduka. Semakin dekat hubungan kita dengan orang yang sedang berduka diharapkan komunikasi yang terbentuk semakin mudah. Empati menjadi hal mutlak yang diperlukan saat mendampingi seorang yang sedang berduka. Kita bisa menanyakan apa yang sedang dibutuhkan. Ini akan memudahkan kita untuk memberikan bantuan sesuai dengan yang diharapkan. Jika ia perlu waktu untuk menyendiri, kita bisa memberikan ruang yang aman padanya untuk menenangkan diri. Terkadang jika seseorang yang sedang berduka tidak mampu menyampaikan kebutuhannya saat itu, menemani dan menjadi pendengar yang baik sudah sangat membantu bagi orang yang sedang berduka. Menerima dan membolehkan seseorang yang berduka untuk mengekspresikan perasaan. Misalnya, memberikan seorang yang berduka untuk mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Membimbingnya untuk mengalir apa adanya. Menjalani apa yang bisa dilakukan saat itu. Memahami prosesi pemakaman, kita bisa menjelaskan bagaimana proses pemakaman akan berlangsung dan apa yang bisa dilakukan oleh orang tersebut. Cara lain untuk membantu orang yang berduka adalah mengaktifkan sumber daya dari dalam dirinya. Kita bisa mengingatkan pada kemampuan-kemampuan yang pernah dilakukan. Kita juga bisa menghubungkannya dengan sumber-sumber dukungan dari lingkungan sosial. Selain itu kita menemaninya agar bisa menata kembali hubungan dengan almarhum misalnya mengunjungi makam, jika sudah memungkinkan, membantunya melakukan donasi atau sedekah atas nama almarhum. Bagi seorang yang berduka menuliskan hal-hal baik yang pernah dilakukan almarhum juga bisa menjadi sarana terapi. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya - Duka dan Kehilangan orang tersayang menjadi salah satu tantangan tersulit yang dihadapi. Ketika kehilangan pasangan, saudara atau orang tua, kesedihan bisa menjadi sangat kuat. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC, banyak orang yang mengalami kesedihan selama pandemi COVID-19. Duka adalah respons normal atas kehilangan selama atau setelah bencana atau peristiwa traumatis lainnya. Duka bisa terjadi sebagai respons atas kehilangan nyawa, serta perubahan drastis pada rutinitas sehari-hari dan cara hidup yang biasanya memberi kita kenyamanan dan perasaan stabil. Reaksi kesedihan yang umum meliputi Shock, tidak percaya, atau penolakan Kegelisahan Kesulitan Marah Periode kesedihan Kehilangan tidur dan kehilangan nafsu makan Beberapa orang mungkin mengalami banyak kerugian selama bencana atau kejadian darurat berskala besar. Karena pandemi COVID-19, Anda mungkin tidak dapat bersama orang yang dicintai ketika mereka meninggal, atau tidak dapat berduka atas kematian seseorang secara langsung dengan teman dan keluarga. Jenis kerugian lainnya termasuk pengangguran, atau tidak menghasilkan cukup uang, kehilangan atau pengurangan layanan dukungan, dan perubahan lain dalam gaya hidup Anda. Kehilangan ini dapat terjadi pada saat yang sama, yang dapat memperumit atau memperpanjang kesedihan dan menunda kemampuan seseorang untuk beradaptasi, menyembuhkan, dan pulih. Namun, kesedihan biasanya berkurang intensitasnya seiring berjalannya waktu, tetapi berduka adalah proses penting untuk mengatasi perasaan ini dan terus merangkul waktu yang dimiliki bersama orang yang dicintai. Setiap orang bereaksi berbeda terhadap kematian dan menggunakan mekanisme koping pribadi untuk kesedihan. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang dapat pulih dari kehilangan dengan sendirinya melalui perjalanan waktu jika mereka memiliki dukungan sosial dan kebiasaan sehat. Mungkin butuh waktu berbulan-bulan atau setahun untuk menerimanya. Tidak ada jangka waktu yang "normal” bagi seseorang untuk berduka. Jangan berharap melewati fase kesedihan, karena penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang tidak melalui tahapan sebagai langkah progresif. Tahapan Duka & Kehilangan Dilansir laman WebMD, beberapa tahapan duka yang akan dialami seseorang ketika merasakan kesedihan atau kehilangan adalah Penolakan Ketika pertama kali mengetahui suatu kerugian, adalah normal untuk berpikir, "Ini tidak terjadi." Anda mungkin merasa kaget atau mati rasa. Ini adalah cara sementara untuk mengatasi luapan emosi yang meluap-luap. Itu adalah mekanisme pertahanan. Kemarahan Saat realitas mulai muncul, Anda dihadapkan pada rasa sakit kehilangan tersebut. Anda mungkin merasa frustrasi dan tidak berdaya. Perasaan ini kemudian berubah menjadi amarah. Anda mungkin mengarahkannya ke orang lain, kekuatan yang lebih tinggi, atau kehidupan secara umum. Marah dengan orang terkasih yang meninggal dan meninggalkan Anda sendirian juga wajar. Tawar-menawar Selama tahap ini, Anda memikirkan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah kerugian. Pikiran umum adalah "Seandainya ..." dan "Bagaimana jika ..." Anda juga dapat mencoba membuat kesepakatan dengan kekuatan yang lebih tinggi. Depresi Kesedihan muncul saat mulai memahami kehilangan dan pengaruhnya terhadap hidup Anda. Tanda-tanda depresi termasuk menangis, masalah tidur, dan nafsu makan menurun. Perasaan kewalahan, menyesal, dan kesepian juga akan hadir. Penerimaan Pada tahap akhir kesedihan ini, Anda menerima kenyataan kehilangan. Itu tidak bisa diubah. Meski masih merasa sedih, mulailah melangkah maju dengan hidup Anda. Cara Mengatasi Kesedihan Seseorang bisa terus merasa sedih saat diingatkan kembali pada kematian orang yang dicintai. Jika ingin melanjutkan penyembuhan, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi duka, kesedihan, dan rasa kehilangan. Berikut tipsnya seperti dikutip dari Mayo Clinic 1. emosional saat mengingat hari kehilangan tersebut adalah hal normal. Saat mengingat kembali waktu kehilangan itu, segera pahami bahwa ini adalah takdir dan semua orang pasti akan menghadapi kematiannya juga. Dengan mengingat hari kematian, ini bisa membantu memulihkan diri Anda yang sedang bersedih. 2. Carilah pengalih pertemuan atau kunjungan dengan teman atau orang yang Anda cintai pada saat mungkin merasa sendirian atau teringat akan kematian orang yang Anda cintai. 3. Kenang kembali hubungan pada hal-hal baik tentang hubungan Anda dengan orang yang dicintai dan saat-saat bersamanya, daripada hanya mengingat kehilangan. Tulislah surat untuk orang yang dicintai atau catatan tentang beberapa kenangan indah Anda. Anda dapat menambahkan ke catatan ini kapan saja. 4. Mulailah tradisi sumbangan ke organisasi amal atas nama orang yang Anda cintai pada hari ulang tahun atau hari libur, atau tanam pohon untuk menghormati orang yang Anda cintai. 5. Terhubung dengan orang teman dan orang tercinta yang dekat dengan Anda, termasuk orang yang spesial bagi orang yang Anda cintai. Temukan seseorang yang akan mendorong Anda untuk membicarakan kehilangan tersebut. Tetap terhubung dengan sistem pendukung Anda yang biasa, seperti pemuka agama dan kelompok sosial. Pertimbangkan untuk bergabung dengan komunitas yang bisa mengatasi kesedihan Anda. 6. Biarkan diri Anda merasakan berbagai apa-apa untuk bersedih dan merasakan kehilangan, tetapi jangan lupa untuk membiarkan diri Anda mengalami kegembiraan dan kebahagiaan. Saat merayakan waktu-waktu khusus, Anda mungkin akan tertawa dan menangis. - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Agung DH

ada waktu untuk berduka dan ada waktu